nusakini.com--Prosesi puncak haji berwukuf di Arafah, mabit di Muzdalifah, dan melontar jumrah di Mina (Armina) akan menjadi perhatian utama Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun ini. 

Direktur Jenderal Penyelenggara Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama Prof Dr Nizar Al memaparkan rencana menghadapi Armina. “Pada tahun lalu, petugas mengalami kendala menyisir jemaah yang kelelahan pada jumrah aqabah setelah mabit di Muzdalifah,” ungkap Nizar. Banyak jemaah, imbuhnya, yang terduduk di bawah terik matahari. 

Sementara tim kesehatan terpusat di tenda Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) menangani jemaah sakit. Nizar menjelaskan tahun ini akan ada tim penyisir jamaah. Mereka berasal dari personel perlindungan jemaah (linjam) dan kesehatan. “Tim pertolongan pertama pada jamaah haji (P3JH) juga akan turun,” kata Nizar. 

“Saat ini mereka banyak bertugas di Masjidil Haram dan Nabawi untuk memberikan bantuan kepada jamaah yang kelelahan dan mengalami gangguan kesehatan,” sambung Nizar didampingi Kabiro Humas Data dan Informasi Mastuki. Pada puncak haji, menurut Nizar, mereka akan dikerahkan untuk menyisir jamaah selama prosesi Armina. 

Ditambahkan Nizar, sebaran petugas akan berbeda dengan tahun sebelumnya. “Tak lagi dikonsentrasikan pada satu titik, tapi dipecah,” tandasnya Petugas dari Daerah Kerja Bandara, Makkah, dan Madinah, sama-sama dilibatkan. “Mereka disebar ke sejumlah pos untuk lebih menjangkau jemaah kelelahan,” jelasnya lagi. 

“Sekarang menjadi kesatuan. Armina tidak lagi dibebani kepada satu daerah kerja. Semuanya harus turun nanti,” ujar pria kelahiran Jepara 21 Maret 1964 ini. 

Di sisi lain, katering selama Armina juga tidak berhenti. Petugasnya akan mengawasi produksi dan distribusi makanan jamaah. “Hal ini merupakan komitmen pelayanan haji tahun ini untuk memberikan makan kepada jemaah sebanyak 40 kali,” urai Nizar. Nantinya dapur akan disiapkan di Arafah dan Mina. (p/ab)